Lagi dibutuhkan “KEYBOARD PLAYER buat Thilang band”
Dicari pemain keyboard yang berusia sekitar 16-18 taon…
Buat musisi pekanbaru yang ingin bergabung pada grub band Thilang band harap hubungi blog ini atas nama Poe…
WELLCOM TO ALL MUSICIAN OF PEKANBARU
Lagi dibutuhkan “KEYBOARD PLAYER buat Thilang band”
Dicari pemain keyboard yang berusia sekitar 16-18 taon…
Buat musisi pekanbaru yang ingin bergabung pada grub band Thilang band harap hubungi blog ini atas nama Poe…
JAKARTA, KCM - Sagu, kelompok pop rock asal Pekanbaru, Provinsi Riau, kembali hadir. Kali ini, band yang digawangi oleh empat mahasiswa Akademi Kesenian Melayu Riau--plus Ilham, personel baru mereka-- ini merilis album kedua mereka, Beda Impian. Warna Melayu masih cukup dominan dalam lagu-lagu mereka. Letak geografis yang dekat dengan Malaysia diakui oleh mereka memberi pengaruh terhadap isi album mereka. Identitas itulah yang justru membuat mereka sedikit berbeda dari band yang kini tumpah ruah di jagat musik hiburan Tanah Air, seperti Peterpan dan Ungu, yang menyuguhkan pop rock yang melambai-lambai di telinga anak-anak muda sekarang. Sajian itu terdengar di hampir semua lagu mereka, seperti pada Beda Impian dan Merdeka Jiwa (Syukur). Tak berhenti di situ, eksplorasi bunyi mereka lakukan dengan menyisipkan elemen-elemen musik etnik lainnya, seperti Sunda, Jawa, dan Minang, sebut saja pada lagu Same-Same. Gamelan Jawa, suling Sunda, dan saluang Minang hadir memberi warna. Jika di album pertama, Istana Kerinduan, Sagu menyuguhkan "bonus" berupa puisi berjudul Aku Sudah Menjawab karya Taufik Ikram Jamil, yang dibawakan sendiri oleh penulisnya, dalam album kedua mereka memusikalisasi puisi Taufik menjadi lagu Dalam Pelayaran. Sepuluh lagu dipersembahkan oleh dalam album kedua. Contohnya, Pisah, Yakin Salah, Resam Dunia, Ma’rifat Cinta, Ah, dan Ajari Aku. Hampir semua lirik lagu ditulis oleh Abdul Ghani atau Ganni, gitaris Sagu. Selain Ganni, di Sagu ada Jefrizal atau Jepri (vokal), Rorry Hendra Saidina alias Itoy (drum), dan Widiato atau Widdi (bas).
"Beda Impian": Sagu Masih Melayu
Mencoba menjadi tak sama di tengah gegap-gempitanya grup-grup yang ada, Sagu menampilkan identitas diri mereka dengan kembali memasukkan akordion, yang khas memberi warna pada musik Melayu.
Sagu, kelompok yang tak lupa kepada jati diri. Karenanya, seperti kata Ganni, ia akan terus mencoba memasukkan unsur Melayu dalam setiap karyanya. Dengar saja, dalam Beda Impian, pantun Melayu tidak lupa ia sisipkan. Usahlah pura-pura, teman jadi alasan/ Dua-tiga kucing berlari/ Manalah sama si kucing belang/ Dua-tiga dapat kucari/ Apatah lagi dikau seorang...